Makanan Ternate Yang Membekas Di Hati

You are currently viewing Makanan Ternate Yang Membekas Di Hati

Untuk tema tantangan Mamah Gajah Ngeblog bulan Mei ini, cukup buat saya memutar otak. Pasalnya, untuk membahas makanan khas kota saya cuma berarti bahas kota Jakarta, Depok atau Ternate – Maluku Utara. Ketiga kota itu adalah 3 kota khas yang berhubungan dengan keberadaan saya di dunia, hihihi.

Saya suka menyantap beberapa makanan Betawi; lontong sayur, asinan Betawi dan nasi uduk. Cukupkah pengetahuan saya tentang makanan Betawi ini, walau saya tinggal di Jakarta selama 30 tahun? Ternyata saya nggak cukup pede mengulik makanan Betawi.

Dan lucunya daerah Depok sudah saya diami selama kira-kira 5 tahun, saya baru tahu bahwa khas kota ini adalah Belimbing. Makanan khas lainnya lucunya tidak banyak ragamnya di internet dan banyak tokonya tidak aktif.

Kedua kota ini, Jakarta dan Depok, begitu didiami banyak manusia perantauan dari berbagai daerah (termasuk saya dan keluarga saya) sehingga kekhasannya hampir tertutup akan keberagamannya. Rasanya semua jenis makanan dari semua daerah ada saja dijual.

Untuk memburu keunikan tulisan, inginnya menulis tentang makanan khas Ternate. Inginnya reconnect dengan makanan-makanan Ternate seperti semasa kecil. Keinginan reconnect dengan makanan khas ini pupus karena makanan yang saya ingin coba dan pesan di internet mengecewakan saya. Mungkin saya salah pilih toko?

Beberapa makanan khas Ternate kurang disukai lidah saya, seperti Papeda, Air Guraka, Asida (yang kabarnya laris dikonsumsi saat Ramadan 2022 di Ternate) maupun Asinan Pala. Kemungkinan besar ada yang bisa saya tolerir sekarang karena telah mencoba berbagai ragam rasa dibanding dulu. Makanan lainnya saya cukup suka namun bukan favorit, seperti Nasi Jaha, Sambal Dabu-Dabu dan Kue Bagea.

Sagu sendiri mengingatkan saya akan almarhum Bapak saya, yang suka ngemil Sagu dengan apa saja; ikan, roti, abon atau cukup teh panas. Saya bahkan sempat bawa Sagu waktu awal ngekos karena Sagu tahan lama dan bisa dimakan kapan saja asal ada air hangat (plus mengingatkan akan rumah). Namun mungkin karena kurang banyak ragam makanan yang bisa saya padukan makan Sagu dulu, juga Sagu sendiri sebenarnya mirip seperti Nasi yang fungsinya sebagai makanan pokok sehingga saya harus eliminasi.

Baiklah, saya akan coba menulis tentang makanan khas daerah saya ini mengandalkan memori saya jaman menjelang dewasa at least. Mungkin terakhir kali saya icip di tahun 1990-2000an. Makanan-makanan khas Ternate yang membekas di hati buat saya adalah ini diantaranya:

Makanan Khas Ternate Yang Terkenang Enak & Membekas di Hati

Kue-Kue Dengan Isian Ikan

Makanan khas yang saya icip kembali baru-baru ini adalah cemilan-cemilan yang dikenal sebagai cemilan khas Manado. Kenyataannya cemilan-cemilan ini sering saya icip semasa masih tinggal di rumah orangtua saya, makanan kecil seperti Panada, Lalampa, Kue Cara dan sebagainya. Entah siapa langganan pesanan almarhum Nenek maupun Ibu saya, cuma dulu rasanya lebih enak.

Menurut Ibu, ciri makanan Ternate sama dengan Manado. Letak mereka pun hanya berseberangan dipisahkan laut. Wajar juga ada kesamaan, ya. Tapi seperti yang saya ceritakan sebelumnya bahwa saya kecewa setelah mencoba pesanan kue Manado itu. Ternyata bukan salah pilih toko. Setelah saya cerita pengalaman saya beli cemilan Manado ini ke Ibu saya, ternyata memang ada perbedaan rasa makanan antara Ternate dan Manado. Yang saya rasakan adalah perbedaan rasa ikan, kegurihannya dan teksturnya.

Kue Cara – Sumber : Cookpad

Panada yang saya tahu dulu bukan Panada berkulit tipis yang dijual kebanyakan, namun berbalut roti tebal dan berisi ikan. Lalampa adalah lemper santan berisi ikan cakalang yang greasy dan lengket namun mengenyangkan dan gurih. Sementara Kue Cara bentuknya seperti kue lumpur namun diisi santan dan kembali dengan potongan ikan.

Mungkin karena jarang ada cemilan berisi ikan di sekitar saya kini, sehingga saya rindu dengan cemilan-cemilan dengan isian ikan ini. Nothing like my old fish cakes masa kecil!

Pisang Goreng

Saya begitu fokus dengan cemilan-cemilan dengan isian ikan tadi, sampai saya lupa dengan cemilan basic yang sesekali suka saya santap di rumah. Pisang goreng adalah makanan yang sudah umum dimakan semua orang, namun Ternate juga memiliki khas pisang goreng.

Di rumah orangtua, pisang goreng adalah makanan kecil wajib. Setidaknya tiap minggu, entah Ibu, alm. Ayah ataupun Kakak suka buat pisang goreng. Pisang goreng yang kami buat berbalut tepung. Namun topping-nya bermacam. Biasanya ada kacang tanah goreng, Ayah suka menambah abon ikan dan kakak saya satu lagi improv dengan parutan keju. Kalau suami sendiri malah pernah minta dikasih mentega sehingga meleleh di atas pisgor panas.

Saya sendiri di rumah menerapkan mirip sih seperti bawaan keluarga saya; pisang goreng tepung dengan tambahan kacang goreng dan parutan keju. Saya baru sadar tambahan kacang goreng adalah keunikan asal daerah asli saya karena komentar suami yang heran.

pisgor ternate
pisang goreng yang dijual di jalanan Ternate – 2010

Kenyataannya ketika saya ke Ternate, saya menemukan bahwa pisang goreng digoreng tanpa tepung dan bahkan disantap dengan sambal. Pisang goreng jenis ini dinamakan pisang goreng Mulut Bebek. Ini cukup mencengangkan buat saya yang terbiasa makan pisgor dengan tepung. Saya benar-benar nggak biasa makan pisgor ‘kering’ dan pedas. Rasanya jadi plain alias lebih tawar.

Jenis pisgor lain yang saya tahu adalah Gogodo. Pada dasarnya, Gogodo berisi potongan pisang dengan telur, tepung dan kacang. Inipun cukup buat saya nostalgia dengan pisang Gogodo buatan kakak saya. Rasanya sudah tentu empuk dan manis, juga renyah. Menghangatkan bagai menerima pelukan, aiihh.

Abon Ikan Garampati

Sumber : Twitter

Banyak orang familiar dengan abon ayam atau abon sapi. Tapi di keluarga saya keberadaan abon ikan Garampati sudah biasa. Say what you want tentang Abon Ikan. Menurut saya, abon ikan artinya comfort food. Dia semacam lauk cadangan jika tidak ada lauk basah.

Memori saya memakan Abon Garampati adalah dimakan dengan bubur untuk sarapan. Tapi seringnya saya padukan dengan roti dengan mentega atau mayonnaise (hmm, aneh nggak sih ini? tapi doyan, hehehe). Bahkan ada yang memakan abon ini juga dengan pisang goreng.

Rasanya tidak manis seperti abon ayam atau abon sapi, tapi tentu dengan rasa ikan khas, sedikit bitter dan asin. Warnanya pun lebih gelap dari abon biasa. Mungkin karena rasanya yang agak samar sehingga enak dikonsumsi dan nggak eneg.

Cemilan Isian Kenari

Nah, ada satu lagi kue yang menurut saya enak banget, kue berisi kenari yang teksturnya mirip bolu. Tampilannya bulat juga mirip bolu dengan warna kekuningan dengan agak kecoklatan di atas. Nama kue ini Apang Kenari.

Saya sungguh kangen karena teksturnya empuk, rasanya manis tapi juga tidak terlalu manis. Juga ada sedikit rasa crunchy dari kenarinya. Kenarinya juga tidak begitu banyak ya, tapi dia ada dan seolah membuat si kue standout. Entah kenapa memakan Apang Kenari terasa homey (apa ini masuk akal?) karena gampang digigit, easy-to-eat, fluffy (walau tidak se-fluffy chiffon cake), manis tapi agak gurih juga.

Ada pula cemilan dengan isian kenari yang keras dan berbahan dasar roti, yaitu Roti kenari. Roti Kenari juara karena isian kenarinya di tengah yang manis dan gurih. Walau suka ‘berantakan’ alias banyak remahan kalau makan roti kenari, tapi rasanya juara. Roti kenari benar-benar mengingatkan saya akan masa kecil waktu almarhum Nenek saya masih ada.

Wah, dua kue ini cukup jarang ada. Belum kesampain makan lagi, ih. Semoga bisa kesampaian makan lagi.

Penutup

Begitulah, kepulauan Maluku adalah kepulauan yang kaya dengan hasil alam seperti ikan, pala, kenari dan rempah lainnya. Mungkin suatu saat saya bisa menyicip makanan-makanan yang saya rindukan di atas ya 🙂

Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberi sedikit pengetahuan tentang makanan Ternate. Thanks for reading!

This Post Has 17 Comments

  1. Diah

    Betul… betul… deket banget ya sama Manado (sebetulnya ibu saya sih dari Tondano). Saya cuma akrab dengan nama-namanya: Nasi Jaha, Sambal Dabu-Dabu, Kue Bagea, Panada, abon ikan Cakalang juga pisang goreng dengan sambal. Tapi… selera saya cenderung lebih dekat ke bapak yang berasal dari Jawa. Tapi Bagea, saya suka. Boleh jo kirim ke mari. 😉

    1. tulisandin

      Akupun udah lama teh ngga makan Bagea. Enak ya, gurih2 walau keras cuma rasanya ngga ketemu di makanan lain. Wah kita ada kemiripan makanan asal nih teh

  2. May

    Sedapnya Andina, ikan ni makanan favoritku, jadi semua yang ada ikan aku suka. Lalampa salah satunya hehe, dan Panada. Pas ke Ternate dulu puas banget rasanya, tiap hari makan ikan bakar 🙂

    Dulu pas tinggal di Balikpapan baru tahu juga soal pisang goreng makan dengan sambal. Enak sih, kalau di Bpn masih pisang goreng tepung juga ga kering.

    1. tulisandin

      Wah teh May akrab juga dengan makanan Ternate ya. Kalau lagi disana puas mesti makan ikan karena melimpah. Kangen deh aku juga sama makanannya

  3. kue cara terlihat menggoda selera ini teh Andina …
    oya … cara makan pisangnya unik juga ya? jadi kepingin eksplore lagi deh makanan Indonesia Timur.

    1. tulisandin

      Enak banget Teh Dewi kue cara 🙂 hayuk Teh Dew, kalau sudah bisa berbagi cerita

  4. Meta Utami

    Nyaam kalau ingat kenari ingat akan mamaku yang suka bikin roti isi kenari karena dapat kiriman kenari dari teman di Maluku Teeh,,, enak dam sarat gizi

    1. tulisandin

      Wuaaa enak mesti. Kayanya apapun pakai kenari itu enak banget Teh. Pernah ditulis ngga di blog?

  5. Sri Nurilla

    Andina, wah, saya penasaran dengan masakan khas Ternate. Memang ada yang mirip-mirip dengan Manado ya, contohnya panada dan pisang gorengnya yang dimakan dengan sambel ehehehe, sambel roa. Pertama kali tau, saya sudah pesimis, aneh pisan pisgor dimakan pake sambel, ealaah setelah dicobain malah suka banget. Setiap datang ke kedai makan khas Manado, pisgor sambel tak ketinggalan wkwk.

    Pisgor dengan kacang goreng juga unik ya. Serius ini baru tau banget setelah baca tulisan Andina. 🙂

    Dan, mauu banget niy nyobain pisgor gogodo yang serasa menerima pelukan hangat ehehehe.

    1. tulisandin

      Wah ternyata teh Uril sudah coba pisgor sama sambal. Aku malah baru pengen coba. Semoga nanti teh Uril bisa coba juga makanan lainnya 🙂

  6. Ayu Djahir

    Andin pinter nulisnya padahal pengalaman ke ternate hanya sekilas…Alhamdulillah…tmn2 lain bisa terbayang mknn khas nya.

  7. Yustika

    Wah hampir semuanya belum pernah aku coba Teh. Memang agak nggak familiar dengan makanan khas Ternate. Tapi kayaknya enak hehehe

  8. Aitiy

    Panada aku jg suka banget! Apalagi kalau isian ikannya rada pedes.. nyammmm.. Btw teh andina tinggal di depok ya.. kalo tau ada yg jual panada di depok, spill ya tehh hihihi siapa tau bisa ikutan pesan juga 😀

  9. sheetavia

    Aku suka banget kan ya nonton acara bolang, jejak si gundul, dll tiap hari. Suka banget ngeliat mereka mengolah makanan tradisional. Huhuhu….Ternate itu indah bangeeeet….., ya Allah semoga bisa segera ke Ternate dan mencicipi semua masakan yang disebutin disini

Leave a Reply