Food Diary #1: Paska Ramadhan dan Batuk

food-diary-1-hidup-sehat.jpg
mencoba hidup sehat dengan jus 'membersihkan perut' dan oatmeal

Ketika di bulan Ramadan lalu berhasil mengurangi makan nasi dan makan lebih banyak lauk juga sayur-buah, tentu happy. Self-goal yang berhasil, komitmen diri yang membanggakan buat saya. Ternyata masuk Lebaran, lemak-lemak itu berdatangan… Sebut saja makanan berlemak you-know-it: nasi lontong sayur, rendang, kue-kue kering dan banyak lainnya.

Ya setelah sebulan menahan nafsu makanan, ada sih rasa ingin memberi diri sendiri ‘hadiah’. Tapi juga salahnya saya, saya tidak menetapkan cara-cara bagaimana mempertahankan pola makan lebih sehat ini setelah Ramadan. Plus kebiasaan auto-makan nasi setengah piring lebih ini yang juga jadi kendala. Akhirnya, ya balik lagi pola makannya seperti dulu.

Beberapa ‘insiden’ mengingatkan saya bahwa saya butuh segera mengubah pola makan dan hidup lagi. Aktivitas di rumah saja, ngemil dan tidak memperhatikan asupan sayur-buah bikin pipi membulat dan timbangan…Hmmm jarang nimbang berat badan sih. Tapi ya let’s just say, saya dapat ‘opini-opini’ bahwa diri sudah tidak sekurus dulu.

Anyway, saya jadi ingin menuliskan perjalanan memilah dan membuat menu makanan seperti Food Diary. Moga-moga bisa konsisten menulis, agar semangat hidup sehat juga.

Mencoba Menu Sehat dan Olahraga ‘Walk At Home

Saat sarapan, saya ingin coba metode JSR yang diterapkan Teh Patrice, kenalan dan adik kelas saya dengan makan kurma. Namun kurang sukses! Apa saya aja yang kurang niat ya. At least sekarang saya setiap beberapa hari sekali sarapan oatmeal dengan pisang, sudah cukup mengenyangkan dan sehat.

Awal bulan lalu, Alhamdulillah saya menerapkan jus agar pembuangan makanan lebih lancar. Benar-benar lancar! Habis minum, sorenya langsung ‘dilancarkan’. Kemarin saya juga membuatkan untuk suami, namun belum minum sendiri lagi karena ada jus lain yang ingin saya coba dengan bahan-bahan mirip.

Dan beberapa kali saya mencoba work out dengan video Leslie Sansone yang cukup ringan tapi sangat berfaedah. Terima kasih untuk Mamah Uril yang sudah merekomendasikan. Jujur, kalau sudah work out, badan memang terasa lebih enak.

Bahaya memang tidak terlihat ketika kita di rumah aja dan cemal-cemil, juga suka makan ini-itu. Namun tubuh tetap ‘mewadahi’ apapun yang kita makan ini. Moga-moga saya bisa menerapkan porsi nasi yang lebih disedikitkan dan makan lebih banyak yang berserat.

Hampir 2 Minggu Terkena Batuk dan Hikmahnya

Sudah hampir 2 minggu ini saya terkena batuk. Batuk yang sedikit lebih berat dari biasanya, karena kalau saya makan berminyak itu tidak hilang-hilang. Awalnya tidak sadar bahwa kebiasaan minum kopi dan teh, juga makanan manis bisa menghalangi penyembuhan. Akhirnya karena tidak betah dengan batuk yang lama hilang, saya berusaha disiplin tidak minum kopi dan teh. Plus makanan manis dan berminyak.

Saya mengganti kopi dan teh dengan minuman bubuk jahe dan temulawak. Biar bagaimana soalnya lebih enak di tenggorokan. Belakangan saya baru tahu bahwa minum jahe bisa menjadi pengganti kopi untuk pagi hari.

Sedangkan untuk menu harian ini saya termasuk pusing memikirkannya. Kadang kala saya keikut si kecil yang juga kena batuk dan memakan sayur sop sebagai menu kuah, lauk sekedarnya dari telur panggang atau kukus.

Minggu lalu saya coba memesan paket makanan pepes untuk mengganti lauk, inipun agak gimana karena rasa makanan yang tidak disuka. Namun saya suka sih resep telur-ayam kukus yang saya coba sendiri (meski sebenarnya ini makanan MPASI juga bisa ya, hihihi).

Saya benar-benar harus menahan diri jajan makanan biasa, terutama yang manis dan berminyak. Jangankan makanan Ternate, makan tempe goreng saja rasanya sudah ber-uhuk-uhuk seharian. Alhamdulillah ada obat di rumah jadi bisa self-medicate. Andalan saya untuk mengobati adalah air rempah (rendaman air hangat jahe, kunyit dan sereh) juga minum air madu hitam.

Tapi saya cuma bisa bilang, paling aman menghindar dari makanan berminyak dan manis, juga teh dan kopi agar tenggorokan tidak gatal dan batuk-batuk. Kejadian ini bikin saya sadar bahwa selama ini makanan dan minuman yang saya konsumsi memang kurang sehat. Sebuah momen yang buat saya ‘lebih jeli’ melihat kandungan makanan dan efeknya ke tubuh.

Alhamdulillah kini agak enakan tenggorokan saya. Mau mencoba makanan agak berminyak dikit masih sedikit ngeri efeknya. Meski awalnya sih kesel ya batuknya bandel dan lama. Tapi in the end saya bersyukur karena diberi pelajaran mengenai hidup sehat. Thank you, Batuk.

Penutup

Sekian sedikit curhat mengenai perjalanan menu makan dan hidup sehat saya. Doakan saya bisa nulis seri ke dua dengan lebih banyak berita bagus untuk tubuh. Apa kamu punya pengalaman yang mirip? Bagikan disini ya!

This Post Has One Comment

Leave a Reply