Review Buku Kenangan Mansour

Review kenangan mansour

Review Buku Kenangan Mansour – Ini pertama kalinya saya coba review buku anak. Biasanya buku-buku non fiksi untuk diri saya sendiri. 

Buku Kenangan Mansour saya beli kalau tak salah di bulan 2 atau ke ketiga tahun lalu sejak 7 Oktober 2023, hari dimana kaum Isr*el mulai membombardir Palestina tanpa henti. Saya ikut memesan melalui pre-order di toko Soleh Generation. 

Saat itu tentunya masa all eyes on Palestine, mungkin di titik tertingginya. Saya ingat banyak gerakan donasi dimana-mana untuk dikirimkan ke Palestina. Media sosial sedang booming masalah ini. 

Tentunya saya juga ingin membantu, apalagi demi Palestina. Di saat yang sama saya ingin anak juga aware dengan isu ini tanpa mendoktrin terlalu keras siapa yang salah. Atau memberikan informasi yang terlampau berat dan kelam untuk si kecil. 

Buku bisa jadi sarana yang pas sekali untuk memberikan awareness. Alhamdulillah si kecil juga suka membaca. 

Sinopsis Buku Kenangan Mansour

Buku ini dibuat tahun 2020 dengan judul asli Mansour’s Memory. Dia memiliki hard cover dengan kertas pop-up ini tidak ramai ilustrasi, namun tetap manis. Sebagian ilustrasi berwarna yang menandakan kenangan atau kejadian manis. Sebagian hitam dan putih menandakan kejadian yang tidak mengenakkan.

Tak cuma buku, saya juga mendapatkan leaflet informasi mengenai sejarah lahirnya Palestina. Juga kedatangan dan penjajahan Isr*el ke negeri tersebut dari tahun ke tahun. Leaflet tersebut dikemas dengan ilustrasi penuh warna dan informasi.

Buku Kenangan Mansour dibuka menjelaskan sosok Mansour, anak yang sederhana dan cerdas. Dijelaskan bahwa Mansour memiliki ingatan luar biasa. Mengingat banyak hal seperti kebiasaan tetangga dan bagaimana anyaman dibuat. 

Tapi kehidupan Mansour dirusak oleh kedatangan serdadu-serdadu keji. Mereka merasa terancam dengan ingatan Mansour yang luar biasa. 

Ulasan Buku Kenangan Mansour 

Sesungguhnya, setelah membaca banyak sekali cerita anak untuk anak saya, mungkin buku Kenangan Mansour ini yang paling kelam. Dan mungkin yang buat saya paling ingin menangis. Dari semua buku anak yang pernah saya baca.

Ya memang buku ini menjelaskan keadaan anak-anak di Palestina dengan ringan dan playful. Tapi pesan terakhirnya, meski anak-anak tidak akan langsung sadar membacanya, membuat saya ‘sesak’ di dada. Setelah saya pikirkan lebih dalam lagi, sepertinya interpretasi saya akan akhir kisahnya mungkin tidak mesti berakhir seperti yang saya kira. 

Konflik di Palestina masih belum selesai dan bahkan sangat memburuk, mengemasnya dalam bentuk cerita anak akan sulit. Maka, cukup brilian mengemas cerita dengan memperlihatkan sosok Mansour yang cerdas dan berani. Bahwa meski serdadu-serdadu itu terlihat menyeramkan dan menguasai tanah airnya, Mansour tetap memiliki kenangan tempat tinggalnya dan kenangan tersebut akan tetap ada. 

Seperti juga anak-anak di Palestina dan penduduknya. Mereka akan tetap berada di tanah mereka walaupun rumah mereka telah menjadi puing-puing.

Saya teringat sebuah video di Instagram beberapa minggu lalu dimana terlihat seorang wanita lansia yang mengaku ia tidak betah tinggal di tenda penampungan. Ia lebih suka berada di rumahnya, meskipun rumahnya sudah hancur kena bom. 

Mungkin hampir seluruh penduduk Palestina demikian. Tentu tidak sama rumah sendiri dibandingkan dengan tenda penampungan. 

Alhamdulillah si kecil baru-baru ini membuka buku Kenangan Mansour. Usai membaca ia berkata, “Kasihan ya orang Palestina.” Ia bertanya apa maksud kondisi Mansour di bagian belakang cerita. 

Namun saya berusaha menjelaskan bahwa meski kampung halaman Mansour hancur, Mansour tetap memiliki ingatan manis mengenai Palestina. Lagi-lagi saya jadi merasa kembali terenyuh.

Penutup 

Buku Kenangan Mansour mungkin buku yang cukup tepat untuk menjelaskan kondisi anak-anak di Palestina. Mengemasnya dalam cerita yang ringan dan manis sangat tepat karena kondisi aslinya sangatlah kontras. Cukup brilian mengemasnya dalam bentuk state of mind karena jika tidak, hasil ceritanya bisa bernuansa kelam. Biar bagaimanapun, sebagai muslim kita sepatutnya berpikir the best is yet to come.

Apa kamu juga punya buku mengenai tanah Palestina yang direkomendasikan? Bagaimana pendapatmu mengenai buku ini atau buku mengenai kisah Palestina itu? 

Leave a Reply