Tentang Support Grup Untuk Edukasi Anak Harian – Sebagai seseorang yang newbie dalam melakukan homeschooling ke anak, saya mencoba cari berbagai ilmu tentang HS. Buat seseorang yang sudah cukup lama menggunakan metode sekolah formal, saya sempat masih agak kelimpungan bagaimana memulai HS. Karena cukup berbeda dalam konsep maupun pelaksanaannya, walau tujuannya sama.
Sebenarnya tanpa saya sadari saya sudah menerapkan edukasi ke anak, tapi dalam bentuk bermain. Sejak bayi saya juga suka membuat beberapa mainan DIY sederhana agar si kecil bisa eksplorasi. Ya ternyata itupun sudah termasuk edukasi karena menstimulus otak bayi.
Untuk merencanakan edukasi anak, dibutuhkan kurikulum. Kalau dulu sudah sangat terbiasa terima beres, ikut dari sekolah formal. Sekarang?
Dari beberapa sesi sharing yang saya terima, membuat kurikulum sendiri haruslah sesuai dengan kebutuhan anak dan keluarga. Sehingga tak ada kurikulum yang persis sesuai atau sama, karena setiap anak berbeda. Segala metode HS kabarnya dibuat oleh si penemu metode untuk anak-anak yang mereka tangani.
Beberapa teman praktisi HS yang saya tanyakan tidak menjawab kegundahan saya. Yang satu sangat mandiri, lainnya menggunakan metode yang saya rasa kurang pas dipakai untuk menerapkan HS ke anak saya.
Anak saya masih 4 tahun kala itu, tapi saya merasa nggak mau melewatkan masa-masa sangat dini ini agar anak bisa menyerap sesuatu. Karena khawatir keseharian fokus sibuk dengan aktivitas Ibu maupun pekerjaan, saya mencari cara agar tetap bisa maintain edukasi ke anak.
Mengikuti Support Group
Alhamdulillah, suatu ketika saya menemukan ajakan di facebook group alumni untuk ikut sebuah grup edukasi Islam untuk anak. Sekilas saya pikir ini adalah semacam playgroup Islami, namun setelah bertanya-tanya dan melihat detil aktivitasnya ternyata bukan.
Dia adalah support group berisi Ibu-Ibu yang berkomitmen mengedukasi anak secara Islami dan mendata aktivitas tersebut secara harian. Jadi setiap hari kita absensi apa parameter harian telah terpenuhi. Parameter harian inipun diisi dan dapat diubah bebas oleh setiap member.
Awalnya memang saya masih mengamati sambil just-do-it saja, tapi lama kelamaan saya jadi terbiasa. Yang awalnya suka terbawa kesibukan hari-hari, saya jadi memiliki semacam ‘dorongan’ agar bisa mengedukasi anak secara harian. Karena setiap hari kita harus melapor apa parameter harian tercapai.
Uniknya, jika kita tidak berhasil edukasi hari itu diwakilkan dengan ikon patah hati atau ikon buket bunga sebagai tanda sudah mengajak tapi anak tidak mau. Saya suka bagaimana grup ini tidak memaksa member untuk edukasi maupun punya target berambisi ke anak masing-masing (kecuali mungkin target ibunya sendiri).
Nah untuk menebus ikon patah hati, peserta harus ‘menebus’ dengan membagikan ilmu parenting di grup besar lain. ‘Tebusan-tebusan’ ini malah membuat saya dan tentunya peserta lain menerima banyak ilmu, jadi suka amazed dan kagum sendiri melihatnya.
Nah di hari Minggu suka ada sesi sharing dari member. Member yang mengisi boleh sharing atau curhat, dan ada sesi tanya-jawab. Alhamdulillah, saya sekalian kecipratan ilmu, dapat referensi buku dan bahkan saya pernah juga jadi narasumber (padahal sih masih B aja perasaan, hihihi). Semoga bermanfaat.
Membuat Jadwal Mingguan
Kira-kira di bulan ke 3 saya ikutan, founder grup ini mengajak kita membuat jadwal mingguan. Nah ini dia! Padahal memang sudah ada di pikiran sih membuat jadwal mingguan. Karena bisa terperinci kegiatan harian, sehingga tidak blank dalam melaksanakan edukasi harian. Menurut panutan saya ini juga bahwa membuat jadwal bisa sangat membantu edukasi anak.
Awalnya sangat memutar otak tuh dalam memperinci jadwal per hari dalam seminggu. Tapi di saat yang sama, siapa lagi yang tahu tentang kebutuhan edukasi anak selain saya (dan Yang Maha Kuasa). Saya sadar juga sih karena saya juga melaksanakan edukasi anak ini dibarengi dengan kesibukan saya sebagai IRT dan pekerja lepas, sehingga jadwal juga harus agak disesuaikan.

Sebenarnya, anak saya suka membaca buku anak setiap hari. Baik dibacakan (read aloud) maupun baca sendiri. Sehingga di hari-hari yang diperkirakan padat dalam aktivitas, saya selipkan kegiatan membaca. Si kecil sebenarnya suka dengan kegiatan membaca.
Entah di minggu ke berapa, rasanya badan dan otak terasa lebih terkuras energinya. Mungkin karena pekerjaan sedang banyak, tapi saya mencoba true dengan jadwal. Di sela-sela itu saya pun nggak mau memaksa anak belajar. Di penghujung minggu amat bangga dengan diri sendiri sih karena bisa menerapkan jadwal seminggu. Namun badan rasanya ‘sedaap’, hahaha.
Di minggu ke depannya saya mencoba melonggarkan parameter/aktivitas harian, karena tidak mau memforsir badan dan pikiran. Biar bagaimana ibu harus stay happy agar keluarga ikut happy. Di lain waktu, saya tidak mengubah banyak isi jadwal mingguan karena memang masih di tahapan itu saja. Yah mungkin juga awalnya saja yang berat dalam merencanakan aktivitas harian.
Progres Perkembangan Anak
Kira-kira telah berjalan 3 bulan mengikuti grup support ini. Awalnya memang belum tertata, tapi setelah saya tentukan target dan menerapkannya ada perkembangan khususnya pada edukasi anak. Aktivitas harian anak jadi lebih terstruktur dan juga tidak ada paksaan jika anak tidak mau. Contohnya dalam menceritakan kisah nabi, Alhamdulillah berjalan lancar.
Kendala tentunya ada. Jika ada kondisi dari emosional diri sendiri, mood dari anak, masalah eksternal dan kegiatan mendadak yang tidak dapat ditunda bisa merubah ritme harian. Tapi good side dari HS adalah karena home based education, sehingga terkadang proses edukasi bisa berjalan lancar dan cepat bahkan bisa terjadi di penghujung hari. Kuncinya itu memang kehadiran pikiran saya dan anak. Susah kalau diantara keduanya tidak konsentrasi.
Penutup
Saya beruntung ‘bertemu’ dengan grup support ini. Semoga selalu amanah dan berkah untuk founder dan pelaksananya, karena tidak ada imbalan kecuali infaq. Semoga mendapat pahala yang setimpal. Mudah-mudahan tulisan ini memiliki manfaat juga, sekedar sharing perkembangan edukasi anak.
Apa ada komentar? Silahkan ditulis di bawah.

Hebat 👍👍 Ak selalu kagum sama yang hs karena ak sendiri ngga sanggup 😂 Yang kelihatan sama ak sih perlu kesabaran dan keuletan buat hs. Selama pandemi berasa sdikit dipaksa hs jg mau ngga mau, dan tadaaa…hasilnya puyeng 😂
Seru juga ya teh ada grup seperti itu, menginspirasi dan menambah ilmu.
waahhh … blog baru ya teh Andina, keren ini
selalu semangat ya menemani anaknya tumbuh kembang.
salam hangat
Alhamdulillah ketemu support group yang pas ya, Teh. Aku pun lagi menimbang dengan serius untuk hs anak-anak mulai tahun ajaran besok. Udah pernah buka rumahinspirasi.com? Itu situs tentang seluk beluk hs. Mungkin bisa jadi tambahan referensi.
Semangat teh untuk perjalanan barunya! Memang kalau jalan sendirian ya bakal nggak seru, tapi kalau jalan sama-sama jadi banyak yang menopang kalau kita lagi nggak semangat 💪
homeschool itu butuh banget memang support grup, bukan cuma untuk mamah tapi juga buat anaknya. Karena setiap anak itu unik, memang nggak bisa memakai kurikulum yang orang lain pakai. Justru kebanyakan orang homeschool itu ya karena mereka merasa butuh memilih yang cocok untuk anaknya. Bahkan kalau punya anak lebih dari 1, belum tentu kurikulum yang sama cocok untuk setiap anak.
Pada akhirnya sih tujuannya anaknya belajar dan menjadi pembelajar mandiri. Semangat terus mamah Andina buat kegiatan homeschool anaknya.
Pingback: Rindu Tahun 90an dan Tantangan Orangtua Masa Kini - tulisandin