Strategi Menyusun Jadwal Mingguan Homeschooling Si Kecil – Saya percaya bahwa semua butuh proses. Sama seperti memilih jalur homeschooling, tidak sukses dalam sehari.
Awalnya saya sempat insecure memilih jalan HS, namun lama-lama saya menyusun ‘pondasi’ dan belajar dari beberapa referensi agar proses HS berjalan sesuai yang diinginkan. Membaca referensi yang menyuntik semangat seperti buku Homeschooling With Love sangat membantu.
Seperti halnya membuat kurikulum. Banyak parents mungkin memilih membeli dan mengadaptasi kurikulum dari berbagai metode dan institusi/yayasan. Namun tidak demikian dengan kami. Dengan begini, kurikulum benar-benar dibuat dari saya dan secara visi misi dari berdua dengan suami.
Meskipun awalnya clueless dan kelabakan, saya perlahan belajar dan mengadaptasikan segala sesuatu agar lebih sesuai dengan si kecil dan kehidupan kami. Karena tidak semua kurikulum dan jadwal yang ada di luar bisa plek diterapkan sama persis. Pasti ada sedikit gesekan minimal dan penyesuaian. Karena tiap keluarga memiliki perbedaan karakter dan nilai, juga kebiasaan.
Membuat Visi dan Misi
Seperti yang sebelumnya pernah saya singgung, awalnya saya merencanakan serangkaian kegiatan si kecil tanpa tujuan yang dikhususkan. Cuma goal-goal kecil yang kurang disinergikan dengan satu sama lainnya. Belajar dari ini, saya mulai membuat visi misi per 3 bulan (belajar dari buku Homeschooling yang ditulis DK Wardhani) dan menerapkannya ke jadwal mingguan.
Meski baru 3 bulan, hasilnya sudah cukup terasa. Alhamdulillah! Semoga bisa konsisten terus. Nanti November mau dibuat kembali visi misi baru, namun sebenarnya tidak ada banyak perubahan. Hanya dari tingkatannya saja yang dinaikkan.
Kenapa 3 bulan saja membuat goal homeschooling anak? Karena saya tidak mau terlampau ambisius dan akhirnya melelahkan si kecil. Lebih baik perlahan namun berjalan lancar.
Oh ya, membantu juga membuat portofolio harian si kecil karena saya jadi bisa mengevaluasi dan mendokumentasikan kegiatan harian si kecil. Saya jadi tahu progress-progress kecil yang si kecil lakukan.
Dalam membuat visi misi penting untuk kompakan dengan suami. Karena jika tidak, dalam perjalanannya nanti akan bisa clash dan jadi mundur progress-nya.
Membuat Jadwal Umum
Kini dengan kesibukan yang lebih tinggi dari biasanya, saya menemukan ide untuk membuat jadwal umum si kecil. Ini lebih ringkas dari waktu dan energi dibandingkan membuat jadwal from scratch setiap akhir minggu. Saya cukup memikirkan kegiatan yang berbeda setiap minggu, namun jenis pembelajarannya sudah ditetapkan setiap harinya.
Sistem ini saya buat karena saya memiliki kesibukan lain sebagai pekerja freelancer juga mengurus rumah dan keluarga sendiri, sehingga butuh strategi agar lebih mudah diterapkan. Saya bersyukur ‘ketemu’ cara ini. Mungkin ini juga jalan agar saya lebih pintar berstrategi menyusun waktu dan mengalokasikan energi saya dengan tepat.
Tentu saja saya tetap harus memikirkan kegiatannya secara rinci setiap hari. Tetap harus kreatif mengemasnya dan tetap berusaha membawa aura positif agar anak semangat belajar.
Contohnya, hari Senin saya menjadwalkan kegiatan menulis sebagai jadwal umum. Namun kegiatannya ada kegiatan menggunting sebagai pre-writing activity dan ada tugas dari kelas menulis kreatif.
Sistem jadwal yang umum ini baru berjalan minggu ini. Semoga berjalan terus. Karena jujur, membuat jadwal dari nol setiap akhir pekan cukup membuat saya pusing, hahaha. Ini satu hal yang membuat saya terbebani setiap minggu.
Penutup
Itulah sedikit sharing saya soal menyusun jadwal mingguan HS anak. Tak hanya berstrategi, sayapun baru belajar bahwa menerapkannya perlu dinikmati. Ini sepertinya harus saya gali lagi bagaimana agar tetap fun.
Semoga tulisan ini membantu siapapun yang membaca. Ada pendapat? Boleh berbagi di kolom komentar.
