Mengulas Kejar Target Ramadan 2022

You are currently viewing Mengulas Kejar Target Ramadan 2022

Cepatnya waktu berlalu. Rasanya nggak berapa lama saya menulis tentang gol ramadan 2022, kini saya menulis di gerbang menuju lebaran. Wah, ngga kerasa.

Saya berusaha menyempatkan diri menulis untuk mengulas target Ramadan dan yang akhirnya saya laksanakan. Overall, yang saya targetkan terwujud.

Ditambah saya juga sempat membaca buku digital Food Combining Ramadan yang cukup membantu saya mengatur menu sahur. Di buku ini saya kembali diingatkan bahwa sahur dan buka puasa lebih baik memakan sayuran dan buah-buahan. 

Di grup kampus tempat dimana saya juga ketemu grup support edukasi anak di rumah, saya mendapat saran bahwa kita dapat mengurangi porsi nasi dan menambah porsi lain agar kenyang lebih tahan lama. Bahkan makan kurma ajwa sebanyak 7 kali sudah cukup, katanya (ingin coba tapi tidak kejadian).

Mengurangi Makan Nasi

Sejujurnya, sahur dengan makan pengganti nasi seperti kentang dan menambah asupan buah-buahan terbukti membuat tubuh terasa lebih bugar dan kenyang lebih lama. Dalam penerapannya agak rumit karena saya harus memasaknya juga (ada tambahan yang harus dipersiapkan). 

Karena keterbatasan waktu, porsi kompor dan kadang saya clueless mau mencari pengganti nasi apa, akhirnya saya suka kembali makan nasi. Suka lupa untuk mengurangi porsinya dan tambahkan porsi yang lain. 

Saya merasa ‘menang’ juga ketika berhasil mengganti nasi. Badan tidak terasa ‘berat’ dan tidak mudah haus.

Mengurangi Aktivitas Dapur dan Menyederhanakan Menu

Sebelum Ramadan saya sempat merencanakan menu buka puasa sebulan. Walau dalam penerapannya, tidak sama persis menunya per hari, tapi saya jadi tidak terjebak mempersiapkan buka puasa berlebihan dan lebih terjaga dari menu yang tidak sehat. 

Karena saya memilih menu buka puasa yang minim preparation dan porsinya sedikit banyak, sehingga bisa dimakan dalam 3-4 hari. Hal ini membuat irit tenaga dan pilihan menu relatif pas.

Mencoba buka puasa dengan Jus Jambu, ketupat di rumah saudara dan tampilan blog satu lagi yang sudah jalan 2 tahun April ini

Yang susah itu mengendalikan keinginan menambah menu lagi (karena suka merasa kurang). Ini lebih ke kekhawatiran porsi atau pilihan kurang banyak dan pasangan tidak puas. Kalau saya sendirian buka puasa, malah relatif cuek dan bisa mempersiapkan menu yang ada saja. 

Saya sadar bahwa mengendalikan hawa nafsu nggak cuma sebelum buka puasa, tapi juga sesudah. Makan terlalu banyak di waktu berbuka terbukti buat badan ngantuk dan akhirnya jadi berat untuk beribadah tarawih. 

Saya juga tidak terlalu pusing dengan menu makan malam. Malah seringnya saya malas makan lagi dan bisa cuma nyemil saja. Atau makan nasi dengan lauk seadanya (tidak perlu protein atau yang berat). Kadang dengan indomie saja. Pokoknya, no fuss deh. 

Lebih Banyak Beribadah

Tidak terlalu tinggi grafiknya, namun ada sedikit peningkatan banyak ibadah. Saya berusaha tidak makan buka puasa berlebihan sehingga bisa ibadah tanpa ngantuk parah dan badan terasa berat.

Sayangnya target seperti membaca buku islami tidak tercapai. Tidak disangka, bulan Ramadan ada pekerjaan lepas yang porsinya lebih banyak dari biasanya. Dimana di waktu lowong saya berusaha kejar target kerjaan. 

Mengenalkan Puasa Ke Anak

Saya berhasil mengenalkan puasa dan bulan Ramadan ke anak, namun anak saya belum mulai ikut puasa. Ada hal-hal yang si kecil belum bisa ikuti seperti ritme orangtuanya. 

Bulan puasa ini sayapun tidak terlalu siapkan banyak kegiatan untuk si kecil, selain dari kegiatan harian seperti baca Iqra dan mendengarkan surat pendek. Saya berkaca dengan kegiatan saya dulu waktu kecilpun tidak banyak target. Ngerinya kebanyakan target akan membuat stres saya dan si kecil. 

Insya Allah, tahun ke depan si kecil dapat ikut berpuasa. Saya dan suami tidak mau memaksakan. Minimal dia merasakan vibe bulan Ramadan. 

Olahraga Mini Jelang Buka Puasa

Selain dari kejar target yang diinginkan, saya menyempatkan sedikit olahraga jelang buka puasa. Saya cuma melakukan planking selama semenit. Hampir saya lakukan setiap hari dan saya ingin menambah porsinya, tapi belum.

Kadang kalau banyak persiapan buka puasa, saya suka tidak sempat melaksanakan. Kadang teringat waktu malam untuk menebusnya. Seringnya tidak karena biasanya tubuh sudah terasa lelah.

Lucunya si kecil sempat ikutan planking bersama saya. Bahkan suka ngambek kalau tidak diajak. Kegiatan ini seru dilakukan bersama anak dan tidak butuh waktu lama, tidak ribet dan menyehatkan.

Kesimpulan

Ramadan 2022 adalah bulan yang sederhana namun ‘penuh’ untuk saya. Penuh dalam kegiatan positif bagi diri, agak padat kesibukan namun sederhana dalam makanan. 

Alhamdulillah, saya merasa berhasil menerapkan target Ramadan. Semoga ini jadi start untuk terus sederhana dalam menu dan kaya dalam ibadah ke depannya. 

This Post Has 3 Comments

  1. Ainun

    Aminn.
    Aku sendiri kalo pas jam buka puasa, nggak langsung buru buru minum mbak, masih nyantai nyantai bentar. Dan makan pun juga g langsung banyak, malah bisa aja porsinya

    1. tulisandin

      Wah bagus mbak, jadi ngga ngikut lapar ya. Masih terkendali

Leave a Reply